Selasa, 20 Oktober 2020

“Sejarah, penyebaran dan kodifikasi Al Qur`an”

 


Al Qur’an merupakan kallam Allah yang diturunkan pada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril  yang merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat islam untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Al Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah merupakan kitab yang keotentikannya dalam pandangan Muslim dijamin dan selalu dipelihara oleh Allah, sebagaimana penegasan Allah dalam firman-Nya Inna nahnu nazzalna aldzikra wa inna lahu lahfizhun Sejarah Al- Pemelihara - pemelihara-Nya) (QS Al Hijr : 9).[1]

Penghimpunan Al Qur’an pada masa Rasulullah

Penulisan wahyu yang dilakukan pada masa Nabi Muhamad SAW pada dasarnya di dorong oleh beberapa faktor utama yaitu : (1) untuk membukukan hafalan Nabi  dan para sahabatnya senantiasa terjaga dan terpelihara, (2) untuk mempresentasikan wahyu kepada umatnya  agar lebih sempurna, dan (3) untuk menghindari hilangnya ayat al-Qur’an dari memori hafalan para sahabat [3]

Penghimpunan Al Qur’an pada masa rasulullah adalah dengan cara menghafal, agar tetap terjaga Rasulullah menyampaikan al Qur’an pada para  sahabat . Para sahabatpun juga mengajarkan pada anak dan istrinya. Selain itu, pemeliharaan Al Qur’an selain di hafal juga ditulis pada pelepah kurma, pohon, daun,  kulit tulang dan lainya. [4]

Penghimpunan Al Qur’an pada masa sahabat

1.  Masa Abu Bakar

Setelah Rasulullah meninggal dunia, Abu bakar diangkat menjadi khalifah. Pada masa kekalifahanya beliau memerangi orang murtad yang dikenal dengan perang Yamamah. Dalam perang ini banyak sahabat yang hafal al Qur’an mati syahid. Kejadian ini menyebabkan Umar Bin khattab tidak tenang dengan masa depan Al – Qur’an  sehingga beliau mengusulkan pada khalifah Abu Bakar agar mengumpulkan tulisan-tulisan Al- Qur’an  yang pernah ditulis Rasulullah.

Abu bakar memerintahkan kepada seluruh kaum muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al – Qur’an yang mereka miliki ke masjid nabawi untuk kemudian di teliti oleh tim Zaid bin Tsabit. Dalam hal ini , Abu bakar member petunjuk agar tim tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi syarat yang ketat :

1.      Harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain

2.      Tulisan tersebut benar-benar yang ditulis atas perintah dan dihadapan Rasulullah. Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua saksi mata.[4]

Masa Utsman Bin Affan

              Pada masa Umar bin Khattab, Penulisan Al- Qur’an dilakukan untuk menyalin mushaf yang ditulis pada masa Abu Bakar, menjadi beberapa mushaf dengan tertib ayat maupun suratnya, sebagaimana yang ada sekarang ini. Faktor pendorongnya adalah untuk menghilangkan  perpecahan dikalangan umat islam yang disebabkan perbedaan Qira’at Al Qur’an diantara mereka.[2]

Kemudian Utsman meminjam Al- Qur’an yang ada di Hafshah untuk di perbanyak dan akan dikembalikan lagi ke hafshah setelah selesai penulisan. Beliau memilih 4 orang handal yaitu Zaid Bin Stsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad Ash dan Abdurrahman bin Hisyam. Setelah penulisan ke dalam beberapa mushaf , maka Utsman untuk menyerukan untuk mengirim setiap mushaf tersebut ke berbagai wilayah pusat islam. Sementara mushaf-mushaf lainya diperintahkan untuk dibakar. Yang demikian guna untuk mencegah pertikaian di kalangan umat.[4]

 

DAFTAR RUJUKAN

1.  Cahaya Khaeroni.  Jurnal Historia . Sejarah Al- Qur`an. Vol. 5, No. 2, 2017

2.  Munawir. Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan tafsir. Problematika Seputar Kodifikasi Al- Qur’an. Vol. 3, No. 2 , 2018

3.  Anwar, Rohison. Pengantar Ulumul Qur’an, (Bandung : Pustaka Setia, 2012)

4.   Rahmawati, Gufron, Mohammad. Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Teras, 2013)

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

KLASIFIKASI HADIS BERDASARKAN ASPEK MATAN

REVIEW JURNAL ILMIAH DAN  BUKU MATERI KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN ASPEK MATAN Oleh : Desy Saputri (12505204007 / PGMI 1 A)             Ma...