Jumat, 30 Oktober 2020

MAKIYAH DAN MADANIYAH

 

MAKIYAH DAN MADANIYAH

A.    Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Makkiyah yaitu ayat yang diturunkan  kepada Rasulullah sebelum hijrah ke Madinah.

Madaniyah  yaitu ayat yang diturunkan kepada Rasulullah setelah hijrah ke Madinah. Oleh karena itu pada surat Al – Maidah  : 3 , Termasuk ayat Madaniyah walaupun turun kepada Rasulullah di Makkah (Pada Haji Wada’ di Arafah). [1]

B.     Cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah

Untuk mengetahui  Makkiyah dan Madaniyah dapat di tempuh dengan 2 metode :

1.      Sima’ie Naqli. Maksudnya, mengetahui  Makkiyah dan Madaniyyah dengan cara melalui riwayat.

2.      Qiyasi Ijtihadi. Maksudnya, Mengetahui Makkiyah  dan Madaniyah dengan  cara penerapan ijtihad yang di dasarkan pada ciri – ciri Makkiyah dan Madaniyyah.[2]

Ahmad Syam Madyan dalam jurnal Muhammad Amin menjelaskan bahwa:[3]

1.         Teori tenpat (Makkani) berarti Makki adalah ayat yang diturunkan dikota Mekah dan sekitarnya, Sedangkan Madani diturunkan di Madaniyah dan sekitarnya.

2.         Teori Waktu (Zamani) Mempunyai arti bahwa makki merupakan ayat yang diturunkan sebelum hijrah, sedangkan Madani merupakan  ayat yang diturunkan  setelah msa hijrah disebut dengan periode Madinah.

3.         Teori Mukhatab (Objek Pewahyuan), teori ini menyimpan arti bahwa Makki adalah ayat-ayat yang diturunkan dengan menyinggung penduduk Mekah, Sedangkan Madani  adalah ayat – ayat yang menyinggung penduduk Madinah.

4.         Teori Mulahazhatu Ma Tadhammanat As-Suuratu (Teori Concert Analysis), para ulama yang mendasarkan teorinya pada konten  ayat mengatakan bahwa Makkiyah ialah surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an  yang menampilkan cerita mengenai para nabi dan umat terdahulu , baik menyangkut kejayaan maupun kehancuran (khusunya bagi umat – umat itu. Sedangkan Madaniyah yaitu ayat – ayat atau surat – surat yang memuat mengenai berbagai ketentuan hokum seperti hudud , faraid,  dan lain sebagainya.   

C.     Ciri – Ciri surah Makkiyah dan Madaniyyah

 Ciri yang menonjol yang dapat dijadikan patokan menentukan surah – surah Madaniyah  sebagai berikut[4] :

1.    Surah yang di dalamnya terdapat izin perang atau yang menerangkan  soal peperangan dan menjelaskan hukum-hukumnya.

2.    Surah yang di dalamnya terdapat pembagian hokum harta pusaka, Hukum Hadd, Fara’id, hukum sipil, hukum sosial, dan hukum  antarnegara, dan hubungan internasional,

3.    Surah yang didalam terdapat uraian kaum munafik, Kecuali surah Al- Ankabut yang Makkiyah, Selain sebelas surah pada pendahuluanya adalah Madaniyah.

4.    Bantahan terhadap Ahli Kitab dan seruan agar mereka mau meninggalkan sikap berlebihan dalam mempertahankan agamanya.

5.    Umumnya memiliki surah yang panjang, susunan kalimatnya bernada tenang dan lembut.

6.    Berisi penjelasan – penjelasan tentang bukti – bukti dan dalil dalil mengenai kebenaran agama islam secara terperinci.

 

         Ciri – ciri umum surah – surah Makkiyah : [5]

1.    Surah yang di dalamnya terdapat Sajdah

2.    Surah yang didalamnya terdapat  lafadz Kalla, Sekali – kali tidak. Umumnya terdapat pada bagian pertengahan sampai akhir Al- Qur’an.

3.    Surah yang di dalamnya terdapat kisah para nabi dan umat – umat terdahulu, Kecuali al Baqarah.

4.    Syrah yang di dalamnya terdapat kisah nabi Adam dan Iblis, Kecuali surah Al – Baqarah.

5.    Surah yang di awali dengan huruf hijaiyah, seperti Alif  Lam mim, alif Lam ra, dan Nun, Kecuali dua surah al- baqarah  dan Ali Imran. Para ulama berbeda pendapat mengenai surah al – rad, sebagaian berpendapat  surah Makiyyah.

6.    Ayat – ayat maupun surah - surahnya itu sendiri pada umumnya pendek dan ringkas, uraianya sedikit keras dan hangat , dan nada suaranya tegas.

7.    Dakwah mengenai pokok- pokok keimanan, hari akhirat, gambaran surga dan neraka.

8.    Dakwah mengenai budi pekerti, kebajikan, moralitas, sanggahan, dan bantahan terhadap pikiran kaum musyrik.

9.    Terdapat pernyataan sumpah yang lazim dinyatakan oleh orang-orang Arab. 

Kajian Makkiyyah-Madaniyyah bisa didekati dari beberapa pendekatan, baik kesejarahan, komunikatif, politis, sosiologis, hukum, ataupun linguistik. Semua pendekatan ini menyaran bahwa Kajian Makkiyyah-Madaniyyah sangat penting untuk pembacaan al-Qur’an secara kontekstual dan dinamis. Pembacaan secara kontekstual dan dinamis yang dimaksud di sini adalah pembacaan Al-Qur’an yang mengambil inspirasi dari konteks historis masa lalu dan upaya memproyeksikannya dalam konteks riil masa ini dan akan datang.[6]

Berdasarkan kajian ulama terdahulu tentang aspek linguistik dan tematis surat-surat al-Qur’an, diketahui bahwa karakteristik surat Makkiyyah adalah :[7]

1.      ayat dan suratnya pendek, singkat, memiliki kekuatan ekspresi dan memiliki bunyi - bunyi yang relatif sejenis,

2.      banyak menggunakan gaya bahasa penegasan dan penguatan, baik melalui qasam, amtsâl, tasybîh, dan lain-lain.

3.      Banyak menggunakan fâshilah.

4.       Ungkapannya kuat dan beritme

5.      Menyeru pada keimanan kepada Allah, hari akhir, dan penggambaran surga dan neraka,

6.      Menyeru untuk berpegang dengan akhlaq mulia dan aturan-aturan umum universal yang tidak berubah sepanjang masa dan tempat.

 Sedangkan karakteristik surat-surat Madaniyyah, baik linguistik maupun tematis, adalah: [8]

1.    Gaya bahasanya panjang dan cenderung mengulas secara panjang lebar (ithnâb), 2.  lafalnya mudah dan popular sangat sedikit mengandung lafal-lafal yang asing,

3.    Menggunakan gaya bahasa yang tenang dan argumentatif ketika berdiskusi dengan ahlu al Kitab, dan menggunakan gaya bahasa sindiran tajam ketika berdebat dengan mereka,

4.    Berbicara secara panjang lebar tentang penetapan aturan hukum praktis, baik di tataran keluarga, masyarakat, Negara, atau hubungan antar bangsa, baik di kala damai ataupun perang,

5.    Mengajak ahlu al kitab untuk mendiskusikan tentang akidah keagamaan yang salah,

6.    Menjelaskan tentang kesesatan orang munafik dan kedengkian serta rasa permusuhan yang mereka tutup-tutupi selama ini.

D.    Faedah Mengetahui Surat Makkiyah dan Madaniyah.[9]

1.     Bukti Ketinggian Bahasa Al-Qur’an . Sebab didalamnya  Allah mengajak bicara setiap kaum sesuai keadaan mereka baik dengan penyampaian yang keras maupun lembut.

2.   Sebagai pelaksanaan syariat islam secara bertahap. Sebab Al- Qur’an turun secara berangsur – angsur sesuai keadaan  dan kesiapan umat didalam menerima dan melaksanakan syariat yang diturunkan.

3    Sebagai pendidikan para dai untuk mengikuti metode Al-Qur’an dalam tata cara penyampaian tema.

4.         Pembeda antara nasikh dan mansukh.

DAFTAR RUJUKAN

Amin, Muhammad . “Teori Makki – Madani, Jurnal studi pendidikan islam”, Vol. 2 No.1 , 2013

Drajat, Amroeni. 2017.  Ulumul Qur’an Pengantar ilmu-ilmu Al – Qur’an.  Depok :Kencana.

Gufron, Mohammad ,Rahmawati. 2013. Ulumul Qur’an. Yogyakarta : Teras.

Hadiyanto, Andi.  Makkiyah – Madaniyah : Upaya Rekonstruksi Peristiwa Pewahyuan. Jurnal Studi Al – Qur’an. Vol 7, No. 1, 2011.

 



[1] Mohammad Gufron, Rahmawati. Ulumul Qur’an. (Yogyakarta : Teras, 2013), Hal . 41

[2] Ibid,. Hal. 41

[3] Muhammad Amin, “Teori Makki – Madani, Jurnal studi pendidikan islam”, Vol. 2 No.1 , 2013 hal 29-31.

 

[4] Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M. Ag. Ulumul Qur’an Pengantar ilmu-ilmu Al – Qur’an.( Depok :Kencana, 2017), Hal. 67

[5] Ibid,.  Hal. 68

[6] Ibid,  Hal 8

[7] Andi Hadiyanto, Makkiyah – Madaniyah : Upaya Rekonstruksi Peristiwa Pewahyuan. Jurnal Studi Al – Qur’an. Vol 7, No. 1, 2011. Hal 13

[8] Ibid,. . Hal 14

[9] Mohammad Gufron, Rahmawati. Ulumul Qur’an. (Yogyakarta : Teras 2013), Hal . 43- 44

Tidak ada komentar:

KLASIFIKASI HADIS BERDASARKAN ASPEK MATAN

REVIEW JURNAL ILMIAH DAN  BUKU MATERI KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN ASPEK MATAN Oleh : Desy Saputri (12505204007 / PGMI 1 A)             Ma...